Warga Palestina Terpaksa Mengumpulkan Sisa Tepung Busuk dari Pembuangan Sampah di Gaza

Warga Palestina yang kelaparan di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, terpaksa mengumpulkan sisa tepung busuk dari pembuangan sampah. Tepung yang umumnya digunakan sebagai pakan ternak dan menyalakan api ini dimanfaatkan oleh warga setempat, yang kemudian membakarnya untuk dijadikan bahan makanan darurat. Situasi ini mencerminkan betapa kritisnya kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Mengutip laporan dari Eye on Palestine (13/10/2024) , tindakan ini mencerminkan betapa parahnya krisis pangan yang dialami oleh masyarakat Gaza, khususnya di Khan Younis. Akibat blokade Israel yang berkepanjangan dan serangan udara yang menghancurkan infrastruktur, warga Gaza kini menghadapi kondisi hidup yang semakin sulit. Kekurangan makanan dan keterbatasan pasokan bahan pokok memaksa mereka untuk mencari sumber makanan dari tempat pembuangan sampah.

(Sumber Foto: Instagram @majdi_fathi)

BACA JUGA: Setahun Serangan Israel, 60% Bangunan Gaza Hancur!

Menurut laporan terbaru dari Program Pangan Dunia (WFP), sebanyak 96 persen penduduk Gaza kini menghadapi kerawanan pangan yang parah. Sekitar 2,15 juta orang—dari total populasi sekitar 2,3 juta di Jalur Gaza—berada di ambang kelaparan dan krisis kemanusiaan. Banyak keluarga yang tidak lagi memiliki akses ke bahan makanan dasar, sehingga mereka terpaksa mencari alternatif ekstrem, seperti memanfaatkan sisa-sisa tepung yang seharusnya tidak layak dikonsumsi manusia.

Kondisi ini merupakan akibat dari blokade darat, laut, dan udara yang diberlakukan Israel sejak lebih dari satu dekade. Blokade ini memutus akses Gaza terhadap pasokan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Selain itu, serangan udara Israel yang berulang kali menghantam Jalur Gaza telah menghancurkan fasilitas-fasilitas penting, seperti rumah sakit, sekolah, dan pusat distribusi makanan, memperburuk situasi kemanusiaan di sana.

Laporan WFP juga menyebutkan bahwa anak-anak di Gaza adalah kelompok yang paling terdampak. Mereka mengalami malnutrisi akut dan pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi. Sementara itu, lembaga kemanusiaan internasional semakin sulit mengirim bantuan karena ketatnya kontrol perbatasan, yang menambah beban penderitaan masyarakat Gaza.

Situasi yang memburuk di Gaza membutuhkan perhatian dunia internasional untuk mencari solusi jangka panjang. Bantuan kemanusiaan yang cepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencegah krisis ini berkembang menjadi bencana kemanusiaan yang lebih besar.

Sharing

Leave your comment