Warga Israel Tuding Penundaan Gencatan Senjata Israel-Hamas di Qatar Hasil Sabotase NetanyahuÂ
TAWAF.TV – JAKARTA. Ribuan warga Israel gelar demonstrasi di Tel Aviv setelah Qatar mengumumkan penundaan gencatan senjata Antara Hamas dan Israel pada Sabtu (9/11).
Demonstran khawatir dengan nasib para sandera Israel yang masih ditahan Hamas di kantong pertahanan Gaza.
Warga Israel cemas lantaran penundaan gencatan senjata akan menunda pembebasan para sandera.
Warga berdemo dengan membentangkan spanduk bertuliskan ‘400’ yang menunjukan jumlah hari setelah para sandera ditawan sejal 7 Oktober 2023 lalu.
Pendemo menyuarakan kekecewaan mereka terhadap keputusan Doha menarik dari sebagai mediator perundingan. Warga juga menyalahkan Perdana Menteri Israel Netanyahu dan menyebut penundaan ini sebagai bentuk kegagalan yang disabotase.
“Ini adalah bukti lebih lanjut bagi saya bahwa sebenarnya tidak ada keseriusan. Dan kesepakatan ini sedang disabotase,” kata seorang pengunjuk rasa, Ruti Lior kepada AFP.
Tampak peserta unjuk rada jiga menggunakan topeng bergambar Netanyahu yang disertai tulisan “Bersalah”. Ada juga poster unjuk rasa lain bertuliskan “Kesepakatan sandera sekarang” dan “Jatuhkan senjatamu, hentikan perang”.
Qatar telah menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan politik Hamas sejak 2012 dengan restu Amerika Serikat (AS), telah terlibat dalam diplomasi berlarut-larut selama berbulan-bulan yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza. Namun belum membuahkan hasil.
Pengunjuk rasa menilai, kegagalan negosiasi adalah buntut dari keserakahan Netanyahu yang dinilai melakukan sabotase.
Warga Israel menyebut, inilah saat yang tepat bagi Netanyahu untuk menyepakati gencatan senjata permanen dan hentikan perang agar para sandera dipulangkan.
Sebelumnya, Netanyahu selalu menuding, mantan pimpinan Hamas, Yahya Sinwar sebagai faktor kegagalan upaya gencatan senjata. Saat ini, harusnya gencatan senjata bisa dicapai karena Sinwar telah terbunuh.
Bukannya, mengakhiri perang, Netanyahu malah melanjutkan genosida brutal di Gaza Utara lewat penerapan strategi “Rencana Jenderal”. Memaksa ratusan ribu warga sipil kosongkan Gaza Utara dan menduduki wilayah tersebut sebagai zona militer terututup.
Perilaku Netanyahu ini tentu saja memicu naiknya tensi perlawanan kelompok Hamas. Eksesnya, perundingan gencatan senjata makin jauh panggang dari api.