Trump Akan Mendukung Netanyahu Perluasan Genosida Palestina
TAWAF.TV – JAKARTA. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengucapkan selamat atas kemenangan Trump. Netanyahu menyebut, kemenangan Trump sebagai “kemenangan terbesar dalam sejarah” dan awal baru dalam aliansi bersama Zionis.
“Selamat atas kebangkitan terbesar dalam sejarah!” Tulis Netantahu dalam bahasa Inggris di akun X.
Netanyahu, seolah memberi petunjuk tentang kemenangan besar dalam penguatan kerjasama AS dan Israel.
“Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan awal baru bagi Amerika dan komitmen ulang yang kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika. Ini adalah kemenangan besar! Dalam persahabatan sejati!,” tulis Netanyahu di akun X
Mercernah pernyataan Netanyahu, kemenangan Trump akan mendatangkan efek penguatan kerjasama AS dan Israel. Trump akan memberikan dukungan lebih besar terhadap Israel melakukan “aksi kejinya” di wilayah-wilayah pendudukan.
Trump akan mendukung perluasan campaign “Gretaer Israel, bukan saja di Palestina, Gaza, Tepi Barat dan Hebron, tapi juga di Lebanon, Suriah, Irak dan Iran.
Trump masih punya beberapa ambisi bersama Israel yang belum tuntas ketika masih duduk di gedung putih. Terutama, soal gagasan dan dukungan pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem Timur pada 2017 dan Pelaksanaan Abraham Accords untuk mediasi normalisasi diplomasi antara Israel dan negara-negara Arab dengan maksud menjadikan negara Arab bermakmum pada Israel dalam rangka menjadikan Iran dan seluruh froxinya sebagai common enemy (musuh bersama).
Lewat kemenangan kali ini, Trump tentu saja dihadapkan pada Esther Policy. Inti kebijakan ini memposisikan siapa saja yang terafiliasi mendukung kemerdekaan Palestina, mendukung perjuangan Hamas, Hizbullah, Houthi, Iran, Suriah, Iraq dan penentang Israel lainnya akan dianggap teroris atau pendukung teroris.
Pejuang Palestina di Khan Younis, Jalur Gaza, Abu Osama mengakui ketakutan dengan terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Ia menyebut kemenangan Trump sebagai bencana baru yang lebih mengerikan.
“Kemenangan Trump adalah bencana baru bagi rakyat Palestina,” kata Osama seperti dikutip dari Reuters.
“Terlepas dari kehancuran, kematian, dan pengungsian yang kami lihat, apa yang akan datang akan lebih sulit dan lebih menghancurkan secara politis,” sambung dia
Hingga Rabu (6/11/2024) pukul 03.45 waktu setempat atau 15.45 WIB, suara Trump mendekati batas elektoral vote yakni 267 dari 270. Sementara Kamala hanya mendapatkan 224 suara.
Trump juga unggul di populer vote dengan 51,2% suara (69.484.162). Sedangkan Kamala hanya mendapat 47,4% suara (64.291.412).
Pada tanggal 6 Januari 2025, Kongres akan menghitung suara dan mengkonfirmasi hasilnya. Presiden baru dilantik pada tanggal 20 Januari tahun depan.