Temuan Peninggalan Islam di Kota Kuno Persepolis
Tawaf tv, Temuan peninggalan Islam di kota kuno Persepolis mengubah pandangan dunia. Persepolis, ibu kota Kekaisaran Akhemeniyah yang berdiri megah sejak abad ke-6 SM, selama ini dikenal sebagai simbol kejayaan peradaban Persia pra-Islam. Namun, penelitian arkeologis terbaru membuka babak baru dalam sejarah kota ini. Penemuan beberapa artefak dan struktur bangunan yang mengindikasikan jejak peradaban Islam di situs kuno ini telah mengguncang pandangan lama tentang Persepolis.
Penemuan membawa pemahaman baru bahwa setelah runtuhnya Persepolis akibat penaklukan Aleksander Agung, wilayah ini tetap menjadi pusat aktivitas budaya, bahkan setelah datangnya Islam ke Persia pada abad ke-7 Masehi.
Baca juga: Penemuan Dunia Islam yang Masih Dipakai Hingga Sekarang
Baca juga: Istana Alhambra, Saksi Nyata Islam Pernah Berjaya di Spanyol
Persepolis dibangun pada masa pemerintahan Darius I dan menjadi pusat kekuasaan Akhemeniyah. Kota ini dikenal karena arsitektur megahnya yang meliputi Istana Apadana dan Tangga Agung. Setelah kehancurannya pada abad ke-4 SM, Persepolis tidak lagi berfungsi sebagai pusat politik utama, tetapi kawasan sekitarnya tetap dihuni oleh masyarakat lokal.
Pada ekspedisi arkeologi 2024, tim peneliti dari Universitas Tehran dan Universitas Cambridge menemukan:
- Fragmen Kaligrafi Arab
Fragmen-fragmen yang ditemukan pada reruntuhan Persepolis ini memiliki ciri khas kaligrafi kufi awal, yang biasanya digunakan dalam manuskrip-manuskrip Al-Qur’an abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Fragmen tersebut terbuat dari batu marmer lokal dengan ukiran huruf yang detail. Beberapa tulisan di antaranya memuat potongan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti Surah Al-Ikhlas dan Surah Al-Fatihah, yang sering digunakan dalam ibadah sehari-hari umat Muslim.
Fragmen lainnya memiliki pola geometris khas seni Islam, seperti pola bintang delapan dan sulur-sulur arabes. Berdasarkan analisis mikroskopik, ukiran ini diperkirakan dibuat dengan alat logam yang canggih pada masanya. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas Muslim yang tinggal di sekitar Persepolis memiliki akses ke teknologi dan keterampilan seni tingkat tinggi.
Penemuan ini penting karena membuktikan bahwa budaya Islam tidak hanya menyebar di pusat-pusat kota besar seperti Isfahan atau Shiraz, tetapi juga menjangkau daerah-daerah historis seperti Persepolis, yang sebelumnya dikenal sebagai pusat peradaban pra-Islam.
- Sisa-Sisa Masjid Kecil
Fondasi bangunan yang ditemukan berada di dekat Gerbang Semua Bangsa (Gate of All Nations), sebuah struktur ikonik di Persepolis. Fondasi ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 8×12 meter, yang cocok dengan tata ruang masjid sederhana pada masa awal Islam. Di tengahnya terdapat sebuah cekungan kecil, yang diduga berfungsi sebagai mihrab, penanda arah kiblat bagi jemaah.
Sisa-sisa bangunan menunjukkan bahwa masjid ini dibangun menggunakan bahan lokal, seperti batu kapur dan tanah liat yang berasal dari wilayah Persepolis. Menariknya, arsitektur bangunan ini tidak sepenuhnya menghapus elemen-elemen lokal. beberapa ornamen di dindingnya menggunakan gaya relief Persia, tetapi dimodifikasi agar sesuai dengan prinsip seni Islam yang menolak representasi figuratif.
Peneliti juga menemukan sisa-sisa lantai tanah liat yang diperkirakan pernah dilapisi karpet untuk tempat sujud. Analisis karbon pada sisa lantai dan dinding menunjukkan bahwa bangunan ini digunakan pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-10 Masehi. Temuan menunjukkan bahwa komunitas Muslim lokal menjadikan Persepolis sebagai tempat ibadah, meskipun kota ini tidak lagi menjadi pusat administratif.
- Koin Dinasti Abbasiyah
Sebanyak 15 koin perak dan emas ditemukan dalam keadaan terkubur di sekitar reruntuhan Persepolis. Koin-koin tersebut bertuliskan nama Khalifah Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun, dua khalifah terkenal dari Dinasti Abbasiyah yang memerintah pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi.
Tulisan pada koin mencakup kalimat syahadat, nama khalifah, dan nama gubernur lokal yang bertanggung jawab atas wilayah Persia pada saat itu. Salah satu koin emas memiliki ukiran halus dengan ayat pendek dari Al-Qur’an di bagian tepinya. Koin ini tidak hanya menjadi alat tukar, tetapi juga simbol legitimasi kekuasaan Islam yang menyebar hingga ke wilayah Persia.
Penemuan koin ini memperlihatkan aktivitas perdagangan dan ekonomi di kawasan Persepolis selama masa Dinasti Abbasiyah. Koin-koin tersebut menunjukkan bahwa wilayah ini tetap memiliki signifikansi ekonomi dan menjadi bagian dari jaringan perdagangan luas yang mencakup Timur Tengah, Asia Tengah, hingga India.
Penemuan dari ketiganya menunjukkan bukti bahwa Persepolis tidak sepenuhnya ditinggalkan setelah kehancurannya pada abad ke-4 SM. Sebaliknya, kawasan ini menjadi titik penting dalam transisi budaya dari peradaban Persia kuno ke era Islam tanpa sepenuhnya menghapus identitas peradaban sebelumnya.
Pemerintah Iran dan para arkeolog internasional kini bekerja sama untuk melindungi peninggalan. Fokus utama adalah menjaga keseimbangan antara pelestarian warisan pra-Islam dan bukti peradaban Islam di kawasan tersebut. Kehadiran artefak Islam di tengah reruntuhan pra-Islam membuktikan bahwa kedua peradaban tersebut saling beradaptasi, menciptakan jembatan sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Foto: www.tripadvisor.co.id