Sejarah Singkat Hamas
Gaza – Hari Kamis (14/12/2023) menandai hari jadi ke-36 Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.
Peringatan tersebut biasanya dirayakan dengan kegiatan dan parade militer di jalan-jalan Gaza, yang menampilkan Brigade Izz ad-Din Al-Qassam, sayap militer gerakan tersebut.
Hamas didirikan pada 14 Desember 1987 oleh seorang pria Palestina yang lumpuh, Shiekh Ahmed Yassin, yang bekerja sebagai guru bahasa Arab di Gaza. Yassin dibunuh oleh Israel pada Maret 2004.
Di hari itu, gerakan Intifada Palestina dimulai. Pemberontakan rakyat tersebut mengakibatkan ribuan warga Palestina, kebanyakan anak-anak, tewas dan luka-luka oleh pasukan pendudukan Israel.
Intifada berakhir sekitar penandatanganan Perjanjian Oslo pada bulan September 1993, yang dianggap telah menyia-nyiakan pencapaian rakyat Palestina karena hanya memperkuat pendudukan Israel.
Sejak saat itu, permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat meningkat tiga kali lipat, dan rata-rata lebih banyak warga Palestina yang terbunuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seiring berjalannya waktu, Hamas semakin populer, dan dalam pemilihan umum bulan Januari 2006, Hamas memenangkan mayoritas kursi di Dewan Legislatif Palestina.
Kemenangan ini menyebabkan Hamas terisolasi dari Amerika Serikat dan sekutu baratnya, serta Israel dan negara-negara Arab lainnya.
Saat itulah pengepungan terhadap Gaza dimulai, yang berpuncak pada beberapa perang besar, termasuk perang yang sedang berlangsung kini.
Pada pidato yang disampaikan oleh Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh hari Rabu (13/12/2023) disebutkan bahwa “kepahlawanan dan keberanian Brigade Al-Qassam dan faksi perlawanan terus terlihat jelas dalam menghadapi agresi Zionis dan menimbulkan kerugian besar baik di Jalur Gaza utara maupun selatan.”
Menyinggung dukungan politik internasional kepada Palestina, Haniyeh mengatakan, “Ketabahan yang legendaris ini telah menimbulkan dampak yang signifikan, [dan] mempertaruhkan aliansi musuh.” (Red – The Palestine Chronicle)
