Ribuan Demonstran Kembali Turun Ke Jalan Desak Netanyahu Akhiri Perang
TAWAF.TV – JAKARTA. Ribuan warga dilaporkan kembali menggelar demonstrasi di Tel Aviv, Sabtu (2/11) menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan Israel yang belum mampu mencapai gencatan senjata di Gaza.
Demonstran menuntut gencatan senjata dan berakhirnya perang agar para sandera Israel yang masih di tahan di Gaza bisa dipulangkan.
Para pendemo membentangkan papan bertuliskan “gencatan senjata sekarang”, hentikan perang”, dan “kami tidak akan menelantarkan mereka”.
Demonstran juga menabuh gendang dan meneriakan “kenapa mereka masih ditahan di Gaza”.
Demonstran menanyakan kenapa gencatan senjata belum tercapai. Padahal Israel telah mencapai banyak tujuan perangnya. Misalnya sukses membunuh Yahya Sinwar bulan lalu.
Para demonstarn mempertanyakan inkonsistensi perdana menteri Israel, Benyamin Netanyahu. Sebelumnya, di bawah persekongkolan dengan pejabat Amerika Serikat (AS), Netanyahu selalu mengatakan, Sinwar adalah penghalang terwujudnya gencatan senjata.
Kini Sinwar sudah tidak ada. Lalu apalagi yang menghalangi Netanyahu sepakati gencatan senjata dan mengakhiri perang.
“Setiap kesepakatan penyanderaan yang mereka bicarakan, dia (Netajyahu) menyabotase. Dia selalu menyalahkan Sinwar, tapi sekarang sudah tidak ada Sinwar. Tapi setiap kali dia menemukan alasan lain,” kata Ifat Kalderon, seoramg pengunjuk rasa kepada AFP.
Menurut Kalderon, Ini adalah perang berdarah yang harus segera dihentikan. Selain cemas dengan nasib para sandera, dia juga prihatin begitu banyak tentara Israel yang tewas dan sekarat.
Adapun pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, para militan Palestina menyandera 251 orang, di mana 97 di antaranya masih berada di Gaza hingga saat ini. Militer Israel mengatakan, 34 di antara mereka tewas.
Dalam perkembangan terbaru, pembunuhan Sinwar telah memicu harapan dalam negosiasi yang telah berlangsung berbulan-bulan tanpa hasil untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Perundingan tersebut telah dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir. Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompok tersebut menerima proposal dari Mesir dan Qatar untuk gencatan senjata jangka pendek di Gaza. Namun, mereka tetap menolaknya.
Hamas menilai, usulan gencatan senjata sementara sebagai wujud tidak seriusnya Israel dan AS mewujudkan penyelesaian konflik secara permanen di Gaza.
Hamas menyebut proposal tersebut sebagai tipu daya Israel. Tawaran genvatan senjata kurang dari sebulan, menjamin pertukaran tawanan, memperluas akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Setelah semua tujuan Israel tercapai, perang berlanjut