Presiden Iran Kunjungi Irak

TEHERAN — Presiden Iran Masoud Pezeshkian tiba di Baghdad pada Rabu untuk melakukan kunjungan resmi ke Irak.

Irak menjadi tuan rumah bagi beberapa partai dan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Iran, seiring dengan meningkatnya pengaruh Teheran di negara penghasil minyak utama ini sejak invasi yang dipimpin AS menggulingkan musuhnya, Saddam Hussein, pada tahun 2003.

Sebagai mitra bagi Amerika Serikat dan Iran, Irak menjadi tempat bagi 2.500 pasukan AS dan milisi yang didukung Iran yang terhubung dengan pasukan keamanan Irak. Negara ini telah mengalami peningkatan serangan balasan sejak perang Israel-Hamas pecah di Gaza pada Oktober lalu.

“Kami berencana menandatangani beberapa perjanjian,” kata Pezeshkian, seorang tokoh moderat, yang dikutip oleh media pemerintah Iran menjelang kunjungan tersebut, yang merupakan perjalanan resmi luar negeri pertamanya. “Kami akan bertemu dengan pejabat senior Irak di Baghdad.”

Amerika Serikat dan Irak telah mencapai kesepahaman mengenai rencana penarikan pasukan koalisi yang dipimpin AS dari Irak, menurut sumber yang akrab dengan masalah tersebut. Kelompok milisi yang berafiliasi dengan Iran di Irak telah berulang kali menyerang pasukan AS di Timur Tengah sejak perang Gaza dimulai.

Media pemerintah juga melaporkan bahwa Pezeshkian berencana mengunjungi Kurdistan Irak, wilayah di mana Iran telah melakukan serangan pada masa lalu dengan alasan bahwa wilayah itu digunakan sebagai pangkalan bagi kelompok separatis Iran serta agen dari musuh bebuyutan Iran, Israel.

Baghdad telah mencoba menangani kekhawatiran Iran atas kelompok-kelompok separatis regional, dengan memindahkan beberapa anggota dalam perjanjian keamanan 2023 dengan Teheran. “Kami memiliki beberapa area kerja sama, termasuk isu politik, regional, dan keamanan,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi sebelum perjalanan presiden, seperti dikutip media pemerintah.

Sumber Foto: ArabNews