Pertemuan Putra Mahkota Arab Saudi dan Presiden Palestina: Pembahasan Dukungan dan Usaha Gencatan Senjata di Gaza
Riyadh – Dalam pertemuan yang berlangsung di Riyadh, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), mengadakan pertemuan penting dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Diskusi mereka berfokus pada dukungan Saudi untuk hak-hak Palestina dan upaya menciptakan gencatan senjata di Gaza, yang telah dilanda konflik sejak Oktober tahun lalu.
Menurut laporan dari Saudi Press Agency (SPA), MBS menegaskan kembali komitmen Saudi untuk mendukung perjuangan Palestina. “Saudi terus berupaya tanpa kenal lelah untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza,” ucap MBS, mengutip SPA.
Pertemuan ini dilangsungkan bersamaan dengan kehadiran Abbas di Forum Ekonomi Dunia di Riyadh. Abbas dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada kepemimpinan Saudi karena telah menyediakan platform untuk membahas situasi di Gaza yang berkepanjangan.
Dalam pidatonya di forum tersebut, Abbas mengecam keras tindakan Israel yang menurutnya memanfaatkan serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai dalih untuk melancarkan serangan balasan yang tidak proporsional terhadap warga Palestina di Gaza. “Israel memanfaatkan serangan tersebut untuk membalas dengan keras, mengatasnamakan dendam terhadap Hamas,” ujar Abbas.
Presiden Palestina itu juga mengajak negara-negara kekuatan global, khususnya Amerika Serikat, untuk mendesak Israel agar menahan diri dari melanjutkan operasi militer yang sedang berlangsung. “Kami berharap Amerika Serikat dapat meminta Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah, sebagai satu-satunya negara yang memiliki pengaruh atas Israel,” tambah Abbas.
Diskusi antara pemimpin Saudi dan Palestina ini menunjukkan kedalaman krisis di Timur Tengah dan pentingnya intervensi global untuk menemukan solusi damai yang berkelanjutan. Pertemuan ini juga menggarisbawahi peran penting Arab Saudi dalam mediasi konflik Israel-Palestina, sekaligus menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Palestina.
Sumber Foto: AFP
