
Perang di Gaza, Israel Mengalami Kerugian Mencapai 1.056 Triliun
TAWAF.TV– Serangan yang masih terus berlanjut tak menyurutkan Isarel untuk terus menyerang wilayah Palestina. Padahal negara ini telah mengalami kerugian hingga mencapai 1.056 triliun rupiah.
“Perang telah merugikan ekonomi Israel lebih dari NIS 250 miliar (US$67,3 miliar) dan lembaga pertahanan menginginkan peningkatan tahunan setidaknya NIS 20 miliar (US$5,39 miliar),” kata mantan CEO Bank Leumi Israel, Rakefet Russak-Aminoach, kepada Saluran Israel 12 yang dikutip Anadolu Agency, Minggu (27/10/2024).
BACA JUGA: DISERANG IRAN, ISRAEL RUGI 22 TRILIUN, WARGANYA KABUR MEMENUHI BANDARA
Diketahui, ekonomi Israel mengalami kerugian lebih dari US$67,3 miliar atau sekitar Rp 1.056 triliun. “Defisitnya jauh lebih besar, kami memiliki pengungsi, yang terluka, dan banyak kebutuhan ekonomi yang bahkan tidak dihitung dalam biaya perang,” tambahnya.
Mantan gubernur Bank Sentral Israel, Jacob Frenkel, juga membenarkan hal ini. Ia mengatakan defisit anggaran negara mencapai 8,1% pada Juli lalu. “Tugas yang paling mendesak dan penting adalah menangani defisit,” katanya.
“Israel mengawali tahun 2023 tanpa defisit dan sejak saat itu situasinya memburuk. Pada akhir Juli, defisit mencapai 8,1%, atau sekitar NIS 155 miliar (US$41,8 miliar). Defisit itu harus ditutupi,” ujarnya lagi.
Mantan CEO Israel Discount Bank, Uri Levin, menambahkan bahwa pemulihan ekonomi Israel menjadi semakin sulit, terutama jika negara tersebut tidak dapat memperoleh kembali kepercayaan investor internasional.
Hal ini terjadi di tengah kecaman global terhadap serangan brutal Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan lebih dari 42.000 kematian, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 92.400 orang lainnya terluka.
TONTON INFORMASI LAINNYA: TAWAFTV
Sumber Foto: X (Twitter)