PCNU Tangerang Soroti Pembangunan di Pesisir Utara, Serukan Pendekatan Humanis untuk Hindari Konflik
Tangerang, Tawaf Tv – Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tangerang, H. Muhamad Qustulani, menyampaikan pandangannya terkait pembangunan daerah dan proyek strategis nasional di pesisir Utara Tangerang. Menurutnya, pembangunan tersebut seharusnya bersinergi dengan masyarakat, bukan menimbulkan konflik.
“Penting untuk menjaga hak-hak publik dan mengikuti aturan yang telah disepakati, khususnya dalam kasus gesekan antara masyarakat dan pembangunan di wilayah utara. Pemerintah dan aparat keamanan harus hadir untuk memberikan rasa aman dan keadilan bagi masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Gus Fani dikutip NU Online Banten, Jumat (8/11).
Gus Fani menyoroti kasus kecelakaan yang sering melibatkan truk tanah di wilayah tersebut. Menurutnya, reaksi spontan masyarakat terhadap mobil tanah merupakan akumulasi dari kekecewaan karena keluhan warga yang diabaikan pemerintah dan aparat keamanan. Setiap terjadi kecelakaan akibat truk tanah, peraturan yang ada seolah-olah tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya.
“Oleh karena itu, tindakan cepat dari pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menertibkan operasional truk tanah menjadi hal penting untuk dilakukan agar kejadian serupa tidak berulang. Pembangunan seharusnya dilakukan dengan pendekatan yang berakar pada kearifan lokal, tanpa merusak tatanan sosial dan kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Gus Fani yakin bahwa masyarakat di Tangerang Utara tidak menolak pembangunan, tetapi mereka membutuhkan pendekatan yang lebih humanis dan sesuai aturan. Menurutnya, kesalahan dalam pendekatan pembangunan dapat menjadi pemicu ketegangan yang suatu saat bisa meledak.
Ia juga mengimbau pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, Ranting NU dan badan otonom di wilayah pesisir utara untuk meredam emosi masyarakat agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan.
“Secara pribadi, saya menghimbau kepada MWC dan ranting NU untuk berperan aktif menjaga kondusifitas di wilayah masing-masing,” tambahnya.
Pria kelahiran Teluknaga ini turut mengungkapkan rasa prihatinnya atas kecelakaan yang terjadi pada Kamis (7/11/2024) pagi yang mengingatkan dia akan kejadian serupa empat tahun lalu saat seorang santri Pondok Pesantren Al Hasaniyah Rawalini yang merupakan anak didiknya menjadi korban kecelakaan truk.
“Semoga Allah memberikan kesabaran, kesembuhan, serta umur panjang bagi para korban,” harap Gus Fani.
Gus Fani mengenang, saat itu ia bersama ribuan santri sempat memblokade jalan untuk menuntut penerapan peraturan Bupati tentang jam operasional truk berat. Hal ini penting dilakukan, mengingat banyaknya lembaga pendidikan di sepanjang jalan arah Kampung Melayu yang rawan terhadap kecelakaan truk.
“Pembangunan harus tetap memperhatikan kearifan lokal dan tidak merugikan hak orang lain. Hal yang lebih penting adalah mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) masyarakat di pesisir utara agar mereka juga bisa menikmati manfaat dari pembangunan ini,” tegas Gus Fani.
Ia menambahkan, pembangunan tidak boleh hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga harus memastikan SDM lokal memiliki kapasitas untuk menjadi pelaku aktif yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat umum, bukan sekadar penonton.