Netanyahu Peringatkan Lebanon Akan Alami Penghancuran ‘Seperti Gaza’
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan peringatan keras kepada Lebanon, mengisyaratkan bahwa negara tersebut dapat menghadapi kehancuran seperti Gaza jika terus terlibat dalam konflik dengan Israel. Dalam pesan video yang ditujukan kepada warga Lebanon, Netanyahu mengklaim bahwa kelompok Hezbollah sedang melemah, dan menambahkan bahwa Israel telah menargetkan pemimpin tinggi Hezbollah, Hashem Safieddine, yang diprediksi sebagai penerus Hassan Nasrallah.
“Ini kesempatan kalian untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke dalam jurang perang panjang yang akan membawa kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza,” tegas Netanyahu dalam pesannya. Sejak setahun terakhir, Gaza telah mengalami pemboman besar-besaran oleh Israel, yang mengakibatkan lebih dari 41.965 korban jiwa menurut otoritas kesehatan Palestina.
BACA JUGA :Â Setahun Serangan Israel, 60% Bangunan Gaza Hancur!
Sementara itu, Hezbollah menembakkan roket ke kota pelabuhan Haifa, Israel, sebagai respons atas serangan yang semakin meluas dari pihak Israel di wilayah Lebanon selatan dan timur. Konflik ini terus memanas, dengan Lebanon dihadapkan pada gelombang evakuasi, terutama di daerah pesisir selatan dan pinggiran selatan Beirut.
Di tengah situasi ini, Wakil Pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, menegaskan bahwa pihaknya akan terus melawan Israel, dan memperingatkan bahwa lebih banyak warga Israel akan terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah utara. “Netanyahu ingin mengembalikan warganya ke utara, tetapi kami katakan, lebih banyak lagi yang akan dipaksa melarikan diri,” ujar Qassem.
Menurut analis militer Elijah Magnier, meskipun Hezbollah terkena serangan berat dari Israel, kepemimpinan dan kemampuan militer kelompok tersebut tetap utuh. “Qassem sekarang menjadi juru bicara utama Hezbollah, dan dia terlihat tenang serta percaya diri,” kata Magnier.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, masa depan hubungan antara Israel dan Lebanon tampaknya akan semakin suram, sementara kedua pihak bersiap untuk konflik yang berkepanjangan.
Foto : Reuters