Menteri Israel Ben-Gvir Serbu Masjid Ibrahimi di Hebron
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menyerbu Masjid Ibrahimi di kota Hebron (Al-Khalil) di Tepi Barat bagian selatan Jumat lalu. Melansir peoplesdispatch.org 25/11/2024 Ben-Gvir bersama pemukim Israel melakukan ritual Talmud untuk hari raya Yahudi Chayei Sarah (Kehidupan Sarah) di dalam rumah ibadah umat Islam.
Baca juga: 1 dari 3 Muslim Inggris Ingin Pergi dari Inggris Akibat Islamofobia
Direktur Masjid Ibrahimi, Mutaz Abu Sneineh mengatakan kepada media bahwa Pasukan Pendudukan Israel (IOF) menutup Masjid untuk jemaah dan karyawan Muslim hingga Sabtu malam. Media Israel dan Barat mengecap Ben-Gvir sebagai provokator, pyromaniac, ultranasionalis, dan pemukim ekstremis.
Ben-Gvir sudah menjadi bagian dari pemerintahan Netanyahu, memainkan peran kunci dalam membentuk politik dan pengambilan keputusan, sejak tahun 2022 sebagai Menteri Keamanan Nasional. Serangan dan provokasi ilegal yang dilakukan oleh Ben-Gvir tidak akan mungkin terjadi tanpa kebijakan dan retorika pemerintahnya yang secara eksplisit mendukung kekerasan pemukim.
Menteri Pertahanan Israel yang baru, Yisrael Katz, pada hari Jumat mengumumkan penangguhan penahanan administratif bagi para pemukim Israel yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat. Sementara otoritas Palestina mengecam keputusan Katz dan menyebut Katz mendorong para pemukim untuk berbuat lebih banyak kejahatan lagi pada warga Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengatakan bahwa keputusan Katz “akan mendorong para penjajah supremasi untuk melakukan tindakan terorisme terhadap orang-orang Palestina dan harta benda mereka serta semakin memupuk kekebalan hukum mereka.” Kementerian tersebut juga menyerukan tindakan internasional yang efektif untuk menahan “milisi” pemukim dan melindungi warga Palestina dari kekerasan mereka.
Keputusan Katz dapat dilihat sebagai bagian dari rencana yang baru-baru ini diumumkan oleh Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich untuk pencaplokan Tepi Barat pada awal November. Rencana tersebut diulangi kembali oleh Ben Gvir, yang menyerukan untuk mengimplementasikannya sebagai tanggapan atas surat perintah penangkapan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu oleh ICC pada Kamis, 21 November.
Menurut para analis, para menteri Israel ingin memicu situasi di Tepi Barat untuk menemukan dalih demi mengakhiri Perjanjian Oslo yang memberikan Otoritas Palestina pemerintahan sendiri atas Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan untuk merongrong upaya internasional untuk solusi dua negara.
Sumber foto: peoplesdispatch.org