Meninggalnya Yahya Sinwar, Perangi Israel Sejak Belia, Siapa Pengganti di Hamas?

Author Avatar

GP

0Subscribers

Gaza – Israel menyatakan Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar, tewas pada Kamis pagi. Lalu siapakah sosok Yahya Sinwar?. Melansir Kompas.Id 18 Oktober 2024, Mohammad Sinwar lahir tahun 1975 di kamp pengungsi Khan Younis. Ketika sang kakak ditangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Israel, Sinwar masih berusia 14 tahun.

Namun, pengalaman hidupnya dari kecil, termasuk perjalanan keluarganya yang terusir dari desa dekat Ashkelon saat peristiwa Nakba 1948, membentuk karakternya sebagai bagian dari kelompok perlawanan. Sejak sangat belia, Yahya Sinwar telah memulai perlawanan kecil terhadap Israel. Ia juga beberapa kali dipenjara oleh Israel.

Seperti layaknya remaja Palestina, perlawanan sederhana dimulai dengan melemparkan batu hingga akhirnya melemparkan bom molotov ke aparat Israel dalam bentrokan dengan para pemuda Palestina. Ia pertama kali ditangkap pada 1991 dan ditahan 9 bulan di Penjara Ktzi’ot.

Selama dipenjara, dia menjalin kedekatan dengan sejumlah tokoh gerakan perlawanan, Seperti Mohammed Deif, yang bersama Yahya Sinwar dipandang sebagai arsitek serangan 7 Oktober 2023. Selain itu, dia diketahui juga dekat dengan Sa’ad Al Arabid serta sejumlah tokoh lain yang berperan dalam pengembangan kemampuan militer Hamas.

Dalam catatan Jerusalem Center for Security and Foreign Affairs, setidaknya enam kali Mohammad lolos dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh militer dan intelijen Israel. Tahun 2021 dia lolos dari operasi militer yang dinamai Operation Guardian of The Walls.

Baca lagi: Video detik-detik Meninggalnya Yahya Sinwar Diungkap Drone Israel

Sinwar dinyatakan tewas 2,5 bulan setelah Ismail Haniyeh dibunuh Israel di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024. Sejumlah nama, termasuk mantan Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshal, disebut-sebut sebagai calon pengganti Sinwar.

Khaled Meshal adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Hamas, yang pernah memimpin organisasi tersebut dari 2004 hingga 2017. Lahir di Silwad, dekat Ramallah, Meshal kemudian pindah ke Kuwait, di mana ia memulai aktivitas politiknya. Ia menjadi terkenal setelah selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel di Yordania pada 1997. Selama masa kepemimpinannya, Meshal memainkan peran besar dalam mengarahkan strategi politik dan militer Hamas, termasuk membangun hubungan dengan negara-negara Arab dan mengupayakan dukungan internasional bagi perjuangan Palestina.

Khaled Meshal, Mantan Kepala Biro Politik Hamas

Setelah kematian Yahya Sinwar pada Oktober 2024, Meshal muncul sebagai calon kuat untuk kembali memimpin Hamas. Meskipun sudah tidak aktif sejak 2017, pengalaman dan pengaruhnya di dalam organisasi membuatnya menjadi sosok yang dianggap mampu memimpin Hamas di tengah situasi yang penuh tantangan. Meshal dikenal memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan sayap politik dan militer Hamas, serta menjalin koalisi dengan berbagai faksi Palestina, yang bisa memperkuat posisinya sebagai pemersatu di masa transisi ini.

Jika Meshal terpilih kembali sebagai pemimpin, tantangan utama yang dihadapinya akan mencakup bagaimana mengatasi tekanan internasional, memperkuat hubungan regional, dan menentukan arah perjuangan Hamas. Meski dikenal lebih moderat, Meshal tetap mendukung perlawanan bersenjata terhadap Israel, dan masa depannya sebagai pemimpin akan sangat bergantung pada keseimbangan antara diplomasi dan kekuatan militer. Pengalaman panjangnya dan hubungan internasional yang luas diharapkan dapat memberikan stabilitas bagi Hamas di masa-masa yang penuh ketidakpastian ini.

Sharing

Leave your comment