Menag Luncurkan Institute for Humanitarian Islam untuk Penguatan Nilai Kemanusiaan
Jakarta, Tawaf Tv – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag) Nasaruddin Umar meresmikan Institute for Humanitarian Islam di Jakarta, Senin (4/11) malam. Lembaga ini didirikan untuk mendukung pemahaman, kasih sayang dan aksi nyata dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan global.
Menag menyambut baik peluncuran lembaga ini, mengapresiasi semakin banyaknya organisasi yang berfokus pada isu kemanusiaan di Indonesia. Menurutnya, kehadiran lembaga seperti ini dapat memperkuat indeks kualitas keberagamaan dan kemanusiaan bangsa Indonesia.
“Harapan kami, semoga institusi yang kita lahirkan malam ini dapat meningkatkan kualitas keberagamaan dan kemanusiaan, khususnya bagi bangsa Indonesia,” ungkap Nasaruddin Umar.
Ia juga berterima kasih kepada para penggagas dan pendiri Institute for Humanitarian Islam yang diharapkan akan memperkuat persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia. Menurutnya, perbedaan dalam masyarakat harus dipandang sebagai “lukisan Tuhan” yang tak dapat diubah dan tidak boleh memicu konflik.
“Perbedaan adalah bagian dari lukisan Tuhan. Mengubahnya sama saja dengan merusak keseimbangan di muka bumi,” tegas Menag. Ia menambahkan bahwa pemahaman agama harus terus ditafsirkan agar tidak melahirkan diskriminasi atau ketimpangan dalam kemanusiaan.
Menag menegaskan bahwa kemanusiaan adalah nilai universal yang tidak memandang latar belakang agama atau etnis, sesuai ajaran setiap agama. “Di dalam Islam maupun kitab-kitab suci lainnya, humanity is only one, there’s no colors,” katanya.
Menag juga menjelaskan pentingnya tiga elemen dalam beragama, yaitu mitos atau kepercayaan yang kemudian diartikulasikan menjadi logos atau ilmu, dan selanjutnya diterapkan dalam bentuk ethos. Ia berharap masyarakat Indonesia dapat mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi pribadi bijaksana dan humanis.
“Agama hadir untuk menciptakan kualitas kemanusiaan, kebangsaan, masyarakat, dan individu yang unggul,” ujar Menag. Ia optimis bahwa bangsa Indonesia akan mencapai kemajuan jika umatnya melaksanakan ajaran agama dengan baik.
Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Humanitarian Islam Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa lembaga ini didirikan sebagai langkah penting dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di dunia.
“Inisiatif ini merupakan langkah untuk mendorong pemahaman, kasih sayang, dan aksi nyata dalam menghadapi berbagai krisis kemanusiaan yang mendesak,” ujar Yaqut, yang akrab disapa Gus Yaqut. Ia menekankan bahwa institut ini bertujuan mengimplementasikan nilai-nilai kasih sayang dan tanggung jawab sosial Islam melalui pendidikan, dialog, dan kolaborasi.
“Kami bertekad memberdayakan individu dan komunitas dalam upaya kemanusiaan yang berakar pada nilai-nilai Islam,” pungkas Gus Yaqut.