Ketahuan Bohong, Israel Kurangi Jumlah Korban Tewas
Pemerintahan Israel menggunakan propaganda atas tindakan kekejaman yang diklaim dilakukan oleh Hamas sebagai alasan untuk melakukan serangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Pada awal serangan, Israel mengklaim bahwa ratusan warga Israel tewas dalam serangan “Badai al-Aqsa” dilakukan oleh pejuang Hamas, dan ini digunakan untuk melegitimasi serangan mereka yang telah menyebabkan lebih dari 11.200 kematian di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 26 Oktober 2023, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menunjukkan gambar QR Code yang seharusnya menampilkan foto-foto jenazah yang terbakar, sambil berteriak bahwa mereka sedang “memerangi binatang.” Namun, kemudian pemerintah Israel mengakui bahwa tubuh-tubuh yang terbakar tersebut sebenarnya milik pejuang Hamas, bukan warga Israel, dan mereka harus merevisi angka korban dalam Operasi Badai al-Aqsa yang telah diumumkan sebelumnya.
Menurut laporan dari Reuters dan AFP, jumlah korban direvisi turun dari 1.400 jiwa menjadi 1.200 jiwa, dengan alasan bahwa mayat yang tidak teridentifikasi sebelumnya kemungkinan adalah milik pejuang Palestina. Pemerintah Israel telah menyebut Hamas sebagai kelompok teroris. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, mengakui perubahan angka tersebut dan menyebutnya sebagai “nomor yang diperbarui.” Ia juga mengklaim bahwa sekitar 1.200 orang telah tewas dalam serangan tersebut, termasuk lebih dari 300 anggota IDF, 57 petugas polisi, dan 10 agen Shin Bet, serta beberapa milisi kibbutzim yang melawan pejuang Hamas sebelum militer tiba di lokasi.
Credit Photo: REUTERS/Mike Segar