Jurnalis Israel Ikut Ledakkan Bangunan Sipil di Lebanon, Langgar Etika Profesi

TEL AVIV – Seorang jurnalis Israel, Danny Kushmaro, ikut serta dalam peledakan bangunan sipil di Lebanon Selatan, saat militer Israel memperluas serangan udara dan darat di wilayah tersebut. Video yang disiarkan oleh Channel 12 Israel menunjukkan Kushmaro, mengenakan rompi antipeluru dan helm saat mengikuti instruksi seorang tantara, tentang bagaiamana cara mengoperasikan alat peledak.

Dengan serangkaian instruksi dari tentara, Kushmaro menekan tombol detonator seusai menghitung mundur dari empat yang menyebabkan bangunan tersebut runtuh dalam kepulan asap besar.

Jurnalis Israel, Danny Kushmaro, menekan tombol detonator / mengoperasikan alat peledak.

Tidak ada rincian yang diberikan mengenai kapan atau di mana insiden itu terjadi, namun rekaman tersebut memicu perdebatan hangat terkait pelanggaran kode etik jurnalisme. Aksi ini mengundang kritik tajam karena menurut etika jurnalistik, wartawan dituntut untuk tetap netral dan berperan sebagai pengamat objektif, terutama dalam situasi konflik bersenjata.

Terlibatnya seorang jurnalis dalam tindakan militer dianggap sebagai pelanggaran serius yang merusak prinsip independensi media, yang seharusnya menjadi penjaga transparansi tanpa terlibat langsung dalam tindakan bermuatan politis atau militer.

BACA JUGA: Lima Jurnalis Palestina Kembali Tewas, Total 182 Wartawan Gugur

Selain pelanggaran etika yang dilakukan, rekaman ini juga memunculkan kontroversi atas peran Kushmaro dalam membentuk opini publik tentang konflik. Berdasarkan laporan dari akun X @SuppressedNws (26/10/2024), Kushmaro sebelumnya aktif mendukung narasi militer Israel terkait jurnalis Palestina di Gaza, yang kerap distigma sebagai ancaman.

https://twitter.com/i/status/1850195113399451761

Eskalasi Konflik Israel dan Hizbullah di Perbatasan Lebanon-Israel

Israel melancarkan kampanye udara intensif terhadap Lebanon bulan lalu, sebagai eskalasi dari konflik lintas perbatasan yang berlangsung lebih dari setahun dengan Hizbullah. Ketegangan ini meningkat setelah Israel memulai operasi militer di Jalur Gaza, yang memicu respons di perbatasan utara. Serangan udara ini menargetkan wilayah yang diduga basis Hizbullah, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada bangunan sipil dan infrastruktur.

Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan lebih dari 2.650 korban tewas dan 12.300 terluka akibat serangan Israel sejak tahun lalu. Pada 1 Oktober, Israel memperluas konfliknya dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan, menargetkan posisi Hizbullah secara langsung dan memperparah risiko bagi warga sipil di wilayah perbatasan.

Sharing

Leave your comment