Janji Allah dalam Alquran, Tentara Zionis Israel Banyak Mati dan Gangguan Jiwa

Yerusalem — Janji Allah SWT  menunjukkan kuasa-Nya bagi orang-orang yang berjihad di jalan-Nya selalu akan dipenuhi.

Meski ditopang dengan alutsista modern, tak membuat tentara Zionis Israel luput dari amukan senjata-senjata ringan Hamas di Gaza. Padahal berbicara jumlah kekuataan dan personel, para mujahidin di Gaza, Palestina jauh lebih kecil dan terbatas, dibandingkan tentara Zionis Israel.

Ini mengingatkan kita pada Janji Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat Al-Baqarah ayat 249:

كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“..Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Kerugiaan Zionis Israel terkait personel mereka menjadi bukti janji tersebut. Lebih dari 2.800 tentara Israel sedang menerima perawatan rehabilitasi di departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel sejak konflik Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, menurut media lokal pada Selasa.

Sekitar 91 persen tentara yang sedang direhabilitasi itu mengalami luka ringan, 6 persen luka sedang, dan 3 persen luka parah, kata surat kabar Haaretz, mengutip data yang diberikan oleh kepala departemen rehabilitasi Limor Luria dalam sidang bersama Komisi Kesehatan Perang.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa 18 persen tentara menderita gangguan kesehatan mental dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Haaretz mengatakan 48 persen tentara mengalami cedera pada bagian tubuh.

Data militer Israel menunjukkan bahwa 463 tentara tewas dan 1.860 lainnya luka-luka sejak konflik Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.

Sementara itu, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 19.667 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Perang tersebut juga telah menghancurkan Gaza, dengan setengah dari ketersediaan perumahan yang berada di wilayah pesisir tersebut rusak atau hancur, yang menyebabkan hampir 2 juta orang harus mengungsi di tengah kekurangan makanan dan air bersih.Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 warga Israel masih disandera.

Surat kabar Israel melaporkan sejak pertempuran di Gaza pada 7 Oktober lalu sudah terdapat 5.000 pasukan Israel yang terluka. Sementara pejabat-pejabat pemerintah Israel memperingatkan lonjakan krisis kesehatan mental.

Pakar dari Kementerian Pertahanan Israel mengatakan sejak perang Gaza setiap hari departemen rehabilitasi kementerian itu menerima 60 pasukan yang terluka. Deputi Direktur Jenderal dan kepala Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel, Limor Luria, mengatakan setidaknya 2.000 pasukan Israel dinyatakan difabel.

“(Petugas kesehatan) terburu-buru mengeluarkan pasien korban luka agar dapat menerima pasien baru,” katanya kepada surat kabar Yedioth Ahronoth, seperti dikutip dari Middle East Eye, Ahad (10/12/2023). “Kami tidak pernah mengalami hal seperti ini,” tambahnya.

“Siapa yang akan membantu mereka mandi atau berkeliling rumah? Sebagian besar korban menderita luka serius, dan negara harus memahami di sini ada area yang membutuhkan distribusi korban luka yang baru,” katanya.

Luria menambahkan hampir 60 persen korban luka mendapatkan luka serius di tangan dan kaki. Termasuk mereka yang membutuhkan amputasi. Sekitar 12 persen luka menimbulkan kerusakan pada limpa, ginjal, dan memecahkan organ-organ internal.

Ketua organisasi tentara difabel Idan Kaliman mengungkapkan kekhawatira serupa. “Terdapat begitu banyak orang yang terluka di sini, bahkan sebelum gelombang pos-trauma yang akan membanjiri kami sekitar satu tahun,” kata Kaliman pada Yedioth Ahronoth.

“Israel belum pernah mengalami tingkat trauma seperti ini sejak perang kemerdekaan, petugas medis dan tentang melihat pemandangan yang mengerikan sejak awal perang,” katanya.

“Veteran (difabel) perang sebelumnya mengatakan ini pertama kalinya mereka mengenal seseorang yang menghadapi pengalaman lebih menantang. Pada akhirnya, ini tidak hanya perang di medan pertempuran, tapi tentara juga berperang di dalam Israel, di halaman kibbutz (pemukiman orang Yahudi), di rumah mereka,” tambah Kaliman. Red dari berbagai sumber

 

Sharing

Leave your comment