Hamas: Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Bergantung pada Israel

Situasi di Gaza semakin tegang seiring dengan tanggung jawab kesepakatan gencatan senjata yang kini berada di tangan Israel, menurut pernyataan terbaru dari Hamas. Kelompok militan Palestina tersebut telah mengungkapkan bahwa delegasi mereka telah meninggalkan Kairo menuju Doha setelah persepsi mereka bahwa Israel menolak proposal gencatan senjata yang diajukan oleh mediator.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa, “Delegasi negosiasi meninggalkan Kairo menuju Doha. Dalam praktiknya, penjajah (Israel) menolak proposal yang diajukan oleh para mediator dan mengajukan keberatan atas beberapa isu utama,” demikian pernyataan dari Hamas.

Media Mesir, Al-Qahera News, melaporkan bahwa perwakilan dari kedua pihak telah meninggalkan Kairo setelah dua hari perundingan yang inti tujuannya adalah mencapai sebuah kesepakatan gencatan senjata selama perang yang telah berlangsung selama tujuh bulan. Pejabat tinggi Mesir, yang tidak disebut namanya, menyatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh Mesir bersama dengan mediator lainnya dari Qatar dan Amerika Serikat telah terus mencoba mendekatkan pandangan kedua belah pihak yang bertikai.

Sejumlah besar warga Palestina telah berlindung di Rafah, sebagaimana dilaporkan bahwa lebih dari satu juta orang mengungsi ke sana sejak awal konflik. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyatakan bahwa proposal gencatan senjata yang diajukan “jauh dari tuntutan esensial Israel”. Meski begitu, pemerintahannya tetap akan mengirim negosiator ke Kairo.

Situasi ini berkembang di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel untuk tidak melanjutkan serangan di wilayah padat penduduk tersebut. Di sisi lain, Amerika Serikat telah mengambil langkah signifikan dengan membatasi pasokan senjata kepada Israel sebagai respons terhadap operasi militer yang meningkat di Rafah, sebagaimana ditindaklanjuti dengan penghentian pengiriman amunisi muatan tinggi.

Sumber Foto: Anadolu Agency

Sharing

Leave your comment