Film “The 13th Warrior” dan Representasi Pahlawan Muslim di Hollywood
25 tahun lalu, film The 13th Warrior tayang perdana di Amerika Serikat. Meskipun memiliki semua unsur blockbuster—aktor terkenal Antonio Banderas, sutradara aksi terkenal John McTiernan, dan diadaptasi dari novel karya Michael Crichton—film ini tidak sukses di box office. Dengan anggaran lebih dari $90 juta, film ini hanya meraup $55,2 juta secara global, meskipun mengusung kisah menarik tentang Ahmad ibn Fadlan, diplomat Arab yang bergabung dengan sekelompok Viking.
Namun, di luar kegagalan komersialnya, film ini tetap menarik perhatian, terutama di kalangan penonton Muslim yang mencari representasi positif di layar lebar. Hollywood kerap dikritik karena menggambarkan Muslim secara negatif, dan The 13th Warrior menawarkan pandangan berbeda dengan menampilkan pahlawan Muslim yang cerdas dan berani.
“Ahmad ibn Fadlan adalah tokoh Muslim yang memukau penonton dengan kecerdasan dan keberaniannya, bukan sekadar menjadi bahan lelucon,” ungkap Warren Lewis, salah satu penulis skenario film ini. Dalam salah satu adegan, Ahmad menunjukkan keahliannya menunggang kuda kecil dan mengalahkan Viking yang awalnya menertawakannya.
Film ini juga menonjolkan identitas keislaman Ahmad secara subtil namun bermakna. Salah satu adegan yang tak terlupakan adalah ketika Ahmad menulis kalimat syahadat dalam bahasa Arab sebagai bentuk identitasnya, tanpa dikaitkan dengan konotasi negatif. “Dia memilih menulis apa yang ada di hatinya,” tambah Lewis.
Sayangnya, meski menawarkan representasi positif, kegagalan komersial film ini memengaruhi Hollywood untuk enggan mengangkat kisah-kisah dengan protagonis Muslim. Menurut Dr. Reza Aslan, “Kegagalan besar The 13th Warriormembuat beberapa orang di Hollywood memutuskan untuk tidak lagi membuat film dengan tokoh utama Muslim.”
Meskipun ada kekurangan, termasuk masalah autentisitas karena tokoh Muslim dimainkan oleh aktor Spanyol, film ini tetap memiliki tempat khusus bagi mereka yang menginginkan kisah yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, The 13th Warrior mungkin layak untuk direevaluasi sebagai salah satu upaya awal Hollywood dalam menampilkan pahlawan Muslim secara positif.
FOTO: unknown