Desak Netanyahu Sepakati Gencatan Senjata, Menteri Pertahanan Israel Dipecat
TAWAF.TV – JAKARTA. Perdana Menteri, Benyamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant akibat penentangan terhadap kebijakan Agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Dalam keterangan tertulis, Selasa (5/11), Netanyahu mengungkapkan hubungan antara dirinya dan Gallant telah retak menyusul cekcok yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Netanyahu kini menetapkan Israel Katz yang sebelumnya menjabat Menteri Luar Negeri sebagai Menteri Pertahanan Israel menggantikan Gallant.
Di akun X, Selasa (5/11), Gallant merespon pemecatannya dengan menuliskan, “Kemanan Israel selalu menjadi priroritas saya”.
Gallant menambahkan, pemecatan merupakan ekses dari perselisihan antara dirinya dan Netanyahu tentang tiga hal. Yakni masalah wajib militer ultra ortodoks, lambatnya upaya pembebasan para sandera dan perlunya penyelidikan atas kegagalan sistem pertahanan Israel atasi serangan Hamas pada peristiwa 7 Oktober.
“Tidak ada dan tidak akan ada ampunan bagi mereka yang menelantarkan para sandera,” tegasnya.
Gallant merupakan sosok yang berani menentang Netanyahu. Saat Netanyahu berencana mereformasi sistem peradilan, Gallant menentang rencana tersebut karena memungkinkan parlemen membatalkan putusan pengadilan lewat suara mayoritas sederhana.
Gallant sukses memprovokasi Angkatan Bersenjata Israel memprotes rencana Netanyahu tersebut. Para perwira, tentara, hingga pilot sampai mengancam akan berhenti bertugas jika rencana itu dilaksanakan.
Gallant menyebut Netanyahi telah memicu perpecahan yang semakin dalam. “Ini adalah bahaya yang jelas, segera, dan nyata bagi keamanan Israel,” kata Gallant
Pada awal pekan ini, Gallant kembali meningkatkan tekanan terhadap Netanyahu agar segera menyepakati gencatan senjata di Gaza dan Lebanon menyusul banyaknya kerugian dan korban jiwa berjatuhan dari pihak Zionis.
Al-Mayadeen mengutip surat kabar Israel, The Jerusalem Post, memuat pernyataan Gallant tentang tingginya jumlah korban di jajaran tentara Israel lantaran perlawanan yang kuat dari Gaza dan Lebanon serta suramnya prospek Zionis meraih kemenangan secara militer.
Gallant juga mendesak Netanyahu sepekati Gencatan senjata untuk mengamankan 101 tawanan Israel yang masih tertahan di kantong pertahanan Palestina, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup.
“Waktu sangat penting untuk mengembalikan para sandera, yang menurut sebagian besar pejabat hanya akan terjadi, jika memang ada, melalui kesepakatan dengan Hamas,” surat kabar Israel tersebut mengutip pernyataan Gallant dan Halevi dalam sebuah upacara kelulusan perwira pada tanggal 31 Oktober.
Ini adalah kali kedua Netanyahu memecat Gallant. Sebelumnya, Gallant dipecat pada Matet 2023 Akibat kritiknya kepada pemerintah soal usulan reformasi peradilan hingga menyebabkan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri.