Bentrokan Antar Demonstran Pro-Palestina dan Pro-Israel Guncang Kampus UCLA
Los Angeles – Tensi tinggi mewarnai kampus Universitas California, Los Angeles (UCLA) pada hari May Day, yang diwarnai dengan terjadinya bentrokan antara kelompok demonstran pro-Palestina dan pro-Israel. Insiden ini menambah panjang episod ketegangan yang tengah berlangsung di negeri Paman Sam.
Menurut laporan yang dilansir oleh Associated Press, peristiwa yang terjadi pada Kamis, 2 Mei 2024, tersebut menyebabkan setidaknya 15 orang mengalami luka-luka. Bentrokan diawali ketika massa pro-Israel mencoba menarik barikade yang diletakkan mengelilingi kemah kelompok pro-Palestina, yang kemudian memicu aksi saling pukul dan tendang di antara kedua kelompok.
Sebagai imbas dari kejadian tersebut, UCLA terpaksa membatalkan semua kegiatan belajar mengajar pada hari Rabu, 1 Mei, untuk menjamin keamanan dan ketertiban di lingkungan kampus. “Saya pikir tidak perlu ada pengerahan kekuatan polisi di kampus,” ujar Mark Torre, seorang mahasiswa UCLA, kepada AFP. Namun, dia juga menyadari bahwa situasi semakin memburuk dari hari ke hari, menambahkan, “setidaknya menjaga keselamatan di kampus adalah tindakan yang perlu.”
Situasi serupa terpantau di Universitas Columbia, New York, dimana polisi harus melakukan penyisiran dan menangkap hingga 300 orang saat mencoba membubarkan demonstran yang melumpuhkan aktivitas kampus. “Kami diserang, ditangkap secara brutal. Dan saya ditahan hingga enam jam sebelum dibebaskan, dihajar habis-habisan, diinjak-injak,” keluh seorang mahasiswa yang hanya ingin disebut dengan nama Jose.
Kejadian ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan berekspresi, namun juga mengenai bagaimana keamanan dan ketenangan dapat dipertahankan di lingkungan edukasi yang seharusnya kondusif. Pihak universitas dan aparat keamanan diharapkan segera menemukan solusi yang akan mengembalikan rasa aman bagi semua pihak.
Keamanan kampus saat ini adalah prioritas, tetapi pertanyaan besar tetap menggantung tentang bagaimana penyelesaian jangka panjang akan dibentuk antara kelompok-kelompok yang berseteru tanpa harus kehilangan essensi dari nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berbicara.
Sumber Foto: Reuters