Akibat Serangan Israel, Universitas Lebanon Tutup Sementara
Beirut—Akibat serangan Israel yang terus-menerus, Universitas Lebanon, satu-satunya universitas negeri di negara itu, mengumumkan akan menangguhkan kuliah di tiga kota di selatan Lebanon pada Senin.
Fakultas di Sidon, Nabatiyeh, dan Tyre akan ditutup, kata Bassam Badran, presiden Universitas Lebanon, pada Minggu malam. “Keputusan ini diambil karena ketidakstabilan yang diakibatkan oleh serangan Israel yang terus berlanjut, demi keselamatan para mahasiswa, dosen, dan staf.” ujar Badran.
Setelah serangan udara mematikan pada Jumat, yang menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk anak-anak dan wanita, dan melukai puluhan lainnya di wilayah selatan Beirut, ketegangan antara Hezbollah dan Israel meningkat. Hezbollah juga mengonfirmasi bahwa 16 anggota militernya, termasuk komandan tertinggi Ahmed Wahbi dan pemimpin senior Ibrahim Aqil, tewas dalam serangan tersebut.
Dua hari setelah ledakan besar yang membunuh setidaknya 37 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya di seluruh Lebanon, serangan tersebut terjadi. Meskipun pemerintah Lebanon dan Hezbollah menuduh Israel, Tel Aviv belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang keterlibatannya.
Sejak awal perang Israel di Gaza, konflik antara Hezbollah dan Israel menjadi lebih sengit. Jumlah kematian lebih dari 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, meningkat sebagai akibat dari serangan lintas batas yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Sumber Foto: