40 Negara Kutuk Serangan Israel Terhadap Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

Sebanyak 40 negara yang berkontribusi dalam misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon pada Sabtu (14/10) mengutuk keras serangan terbaru Israel terhadap pasukan perdamaian UNIFIL dan mendesak dilakukannya investigasi menyeluruh atas insiden tersebut. Setidaknya lima anggota pasukan UNIFIL terluka dalam beberapa hari terakhir di Lebanon selatan, di tengah meningkatnya kekerasan setelah Israel melancarkan invasi darat melawan kelompok militan Hezbollah.

“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL harus dihentikan segera dan diinvestigasi secara memadai,” bunyi pernyataan 40 negara tersebut. Pernyataan itu juga menekankan pentingnya peran UNIFIL dalam menjaga stabilitas di kawasan yang semakin memanas.

Sebelumnya, negara-negara seperti Spanyol, Prancis, dan Italia juga mengecam serangan terhadap UNIFIL sebagai tindakan yang “tidak dapat dibenarkan.” Bahkan, pada hari Jumat (13/10), Presiden AS Joe Biden mengungkapkan desakannya agar Israel menghentikan serangan yang menyasar pasukan penjaga perdamaian PBB.

BACA JUGA: Bantu Israel, AS Kirim Sistem Anti-Rudal THAAD

Menurut keterangan UNIFIL, fasilitas mereka “berkali-kali terkena tembakan,” dan pihak Israel secara “sengaja” menembaki markas misi di kota Naqoura. Meskipun Israel meminta UNIFIL untuk mundur dari beberapa posisinya, juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, menyatakan bahwa keputusan bulat telah diambil untuk tetap bertahan di wilayah tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Minggu (15/10) mendesak pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Netanyahu menyebut bahwa keberadaan mereka di sana menjadikan mereka “sandera Hezbollah.”

Namun, meski ada desakan tersebut, UNIFIL tetap mempertahankan keberadaannya di wilayah konflik. Pada hari yang sama, tank-tank Israel menghancurkan gerbang pangkalan UNIFIL di Ramyah dan memaksa masuk selama 45 menit sebelum akhirnya mundur. Akibatnya, 15 anggota pasukan perdamaian mengalami iritasi kulit dan gangguan pencernaan akibat asap yang masuk ke dalam pangkalan.

UNIFIL, yang dibentuk pada 1978, awalnya bertujuan mengonfirmasi penarikan Israel dari Lebanon dan membantu memulihkan perdamaian di kawasan tersebut. Sejak perang pecah antara Israel dan Hezbollah pada 2006, mandatnya diperluas untuk memantau penghentian permusuhan dan mendukung tentara Lebanon. Saat ini, UNIFIL terdiri dari lebih dari 10.000 personel militer dari 50 negara, serta sekitar 800 staf sipil.

FOTO: AFP

Sharing

Leave your comment